Analisis Laporan Keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 2024: Menuju Profitabilitas atau Masih Terjebak dalam Kerugian?
MULYA.BIZ.ID - Jadi, ceritanya GOTO baru aja rilis laporan keuangan. Sebagai perusahaan teknologi yang gede di Indonesia, pasti banyak yang kepo: GOTO masih rugi? Udah cuan? Duitnya ke mana aja? Nah, aku bakal kupas semuanya buat kamu. Siap? Gaskeun!
1. Ngintip Duit GOTO di Neraca Keuangan
Oke, pertama kita bahas neraca alias laporan posisi keuangan. Ini tuh ibarat kamu ngecek saldo rekening sebelum gajian. Kira-kira duitnya GOTO masih aman gak, ya?
A. Aset: Barang Berharga yang GOTO Punya
Total aset GOTO sekarang Rp 43,21 triliun, turun dari tahun lalu yang masih Rp 54,09 triliun. Loh, kok malah turun? Sabar, kita bahas satu per satu.
Kas dan setara kas: Turun dari Rp 25,14 triliun ke Rp 19,18 triliun. Ini kayak kamu yang awal bulan masih tajir, tapi pertengahan bulan duit mulai susut. Artinya, GOTO banyak keluarin duit, entah buat investasi, bayar utang, atau operasional.
Investasi jangka pendek: Tahun lalu masih Rp 388,61 miliar, sekarang cuma Rp 2,84 miliar. Bisa jadi mereka narik investasi buat dipakai ke hal lain.
Piutang usaha pihak ketiga: Dari Rp 598,02 miliar jadi Rp 260,23 miliar. Ini berarti mereka lebih cepet nagih duit dari pelanggan, yang sebenernya hal bagus biar cash flow lebih lancar.
Kesimpulannya, aset GOTO turun karena mereka narik investasi dan pakai duit buat keperluan lain. Tapi, kas masih lumayan gede, jadi mereka belum bangkrut, tenang aja.
B. Utang GOTO: Pusing Gak, Nih?
Total utang GOTO tahun ini Rp 12,80 triliun, turun dari Rp 18,37 triliun. Wah, ini kabar bagus! Artinya, mereka mulai ngurangin utang.
Utang usaha pihak ketiga turun dari Rp 1,34 triliun jadi Rp 1,05 triliun. Kayaknya mereka lebih disiplin bayar utang ke supplier.
Beban akrual jangka pendek dari Rp 4,02 triliun jadi Rp 3,31 triliun. Ini ibarat kamu yang mulai rajin bayar cicilan, jadi utang gak numpuk terus.
GOTO udah mulai diet utang, yang artinya mereka pengen keuangan lebih sehat. Good job, GOTO!
C. Ekuitas: Modal yang Tersisa
Ekuitas GOTO sekarang Rp 30,40 triliun, turun dari Rp 35,72 triliun tahun lalu. Tapi yang bikin agak serem, saldo laba belum ditentukan penggunaannya negatif Rp 214,12 triliun! Wah, ini kayak kamu yang selalu boncos tiap bulan karena kebanyakan belanja online.
Tapi ada kabar baik: saham treasuri (saham yang mereka beli balik) berkurang dari Rp 8,19 triliun ke Rp 5,22 triliun. Artinya, ada upaya buat memperbaiki struktur keuangan.
2. Laporan Laba Rugi: GOTO Masih Rugi atau Udah Cuan?
Sekarang kita bahas bagian paling seru: GOTO untung atau rugi?
Pendapatan usaha naik jadi Rp 15,89 triliun dari Rp 14,78 triliun tahun lalu. Wah, ini kayak kamu yang mulai dapet tambahan pemasukan dari freelance atau jualan online!
Beban pokok pendapatan naik dari Rp 5,09 triliun ke Rp 7,41 triliun. Hmm, berarti biaya produksi atau operasionalnya ikut naik.
Laba kotor turun dari Rp 9,69 triliun ke Rp 8,48 triliun. Gak bagus sih, tapi masih oke lah.
Terus, gimana laba bersihnya?
GOTO masih rugi Rp 5,46 triliun, meskipun udah jauh lebih baik dari rugi Rp 90,51 triliun tahun lalu. Jadi, ini ibarat kamu yang dulu tiap bulan tekor ratusan ribu, sekarang tinggal tekor puluhan ribu. Masih rugi, tapi makin kecil.
3. Arus Kas: Duit Masuk vs Duit Keluar
Kalau neraca kayak ngecek saldo, arus kas ini ibarat mutasi rekening. Duit masuk dari mana, keluar ke mana?
Arus kas operasi masih negatif Rp 622,11 miliar, tapi udah lebih baik dibanding tahun lalu yang negatif Rp 4,32 triliun. Artinya, mereka makin efisien dalam operasional.
Arus kas investasi negatif Rp 6,34 triliun, alias mereka masih banyak belanja buat investasi.
Arus kas pendanaan menunjukkan mereka lagi atur strategi buat modal jangka panjang.
Kesimpulannya, mereka masih bakar duit, tapi udah lebih hemat.
4. Kesimpulan: GOTO Lagi Diet Rugi!
Setelah kita bedah laporan keuangannya, ini kesimpulannya:
1. Pendapatan naik - Artinya, bisnis GOTO masih berkembang.
2. Beban operasional turun - Mereka mulai lebih efisien.
3. Masih rugi - Tapi udah gak separah tahun lalu.
4. Arus kas operasi masih minus - Perlu lebih banyak pemasukan biar cash flow positif.
5. Utang berkurang - Keuangan lebih sehat.
5. Rekomendasi Buat GOTO
Kalau aku jadi GOTO (yah, andai aja ya…), aku bakal ngelakuin ini:
1. Monetisasi Lebih Agresif
Harus cari cara biar duit makin banyak masuk, misalnya ningkatin layanan premium atau nyari lebih banyak mitra usaha.
2. Tekan Biaya Lebih Jauh
Meskipun beban operasional udah turun, masih ada ruang buat efisiensi lebih jauh.
3. Fokus ke Arus Kas
Harus ada strategi buat bikin arus kas operasi positif, misalnya lebih rajin optimalkan biaya iklan.
6. Jadi, GOTO Oke Buat Investasi?
Kalau kamu tipe investor yang sabar, GOTO bisa jadi menarik karena mereka makin sehat secara keuangan. Tapi kalau kamu cari perusahaan yang udah untung, mungkin ini belum waktunya.
Yang jelas, GOTO masih di jalur yang bener buat keluar dari jurang kerugian. Tinggal kita lihat aja, apakah mereka bakal beneran profit dalam waktu dekat atau masih harus bakar duit lagi.
Gimana, seru kan ngobrolin laporan keuangan? Kalau ada yang mau ditanya, gas aja!
1 komentar untuk "Analisis Laporan Keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 2024: Menuju Profitabilitas atau Masih Terjebak dalam Kerugian?"